Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Retorika, Public Speaking & Keprotokoleran

 


"Termasuk puncak kepandaian yaitu merasa saya tidak banyak tau." - Socrates 



Retorika (the art of retoric)

  • Retorika berasal dari catatan kuliah Aristoteles di akademik 
  • Retorika fokus pada : The Speaker (pembicara), The speech (isi pembicaraan) dan Audience (pendengar).
  • Retorika adalah upaya menghidupkan kebenaran, karena kebenaran membutuhkan kebijaksanaan dan kelancaran berbicara.
  • Retorika adalah bagaimana menyampaikan ide atau gagasan.


Kadang2 yang kita bawa itu memang kebenaran tapi kalo menyampaikannya keliru, penangkapan orang meleset, seharusnya orang bisa menerima, bisa jadi menolak karena salah cara menyampaikannya.

Salah karena cara menyampaikan (the speaker), isinya yang keliru (the speech), atau audiens nya tidak cocok.


Akar/Dasar Retorika 

Kritik kepada guru-guru pidato sophis (kelompok sophis : kebenaran itu relatif, digunakan sesuai dengan kepentingan/keinginan mereka). Di Athena, para guru itu melatih calon pengacara dan politisi untuk berpartisipasi di pengadilan dan dewan musyawarah. Aristoteles menyesalkan mereka yang menggunakan keterampilannya untuk menggerakkan audiens demi kemenangan, tanpa peduli kepada kebenaran.


Retorika: cara/alat yang netral, yang dengannya orator dapat mencapai tujuan yang mulia ataupun sebaliknya yaitu penipuan lebih lanjut, memberikan kebaikan terbesar atau rasa sakit terbesar.


"Belajar lah cara menyampaikan dengan baik, kapan harus bicara, kapan harus diam, bagaimana cara menyampaikannya, kalo audiens nya seperti ini, harus cara bicaranya seperti apa. karena ini penting, agar orang bisa menangkap apa sih kebenaran yang kamu bawa. Untuk itu benar saja tidak cukup, harus diperlukan kebijaksanaan".








Definisi Retorika (The art of persuasion)

  • "Rhetoric then may be defined as the faculty of discovering the possible means of persuasion in reference to any subject whatever."
  • Maka retorika dapat didefinisikan sebagai Kemampuan menemukan alat-alat persuasi (membujuk, mengajak) yang tersedia pada setiap keadaan yang dihadapi.
  • Orang yang memiliki kemampuan retorika yg tinggi, akan sangat mudah dalam empat hal: membenarkan (Corrective), memerintah (Instructive), mendorong (Suggestive) dan mempertahankan (Defensive).


Manfaat Retorika :

  1. Kebenaran dan keadilan memiliki kecenderungan alami untuk menang atas ketidakbenaran dan ketidakadilan, sehingga Ketika hakim memutuskan perkara tidak sebagaimana mestinya, maka kekalahan pihak yang benar menjadi tanggung-jawab pembicara, dan karenanya merekalah yang harus. disalahkan.
  2. Di hadapan audiens tertentu, pengetahuan yang kita miliki bukan jaminan untuk membuat mereka yakin terhadap apa yang kita katakana. Kita harus menggunakan gagasan-gagasan umum yang diketahui banyak orang sebagai alat persuasi dan argumen.
  3. Kita harus dapat menggunakan persuasi sebagai argumen yang tepat untuk memperjuangkan dua sisi yang berlawanan (yang benar dan yang salah) bukan agar kita menggunakan keduanya (karena kita tidak boleh memperjuangkan yang salah), tetapi agar kita bisa melihat dengan jelas semua fakta secara keseluruhan, sehingga jika pihak lawan berargumen dengan tidak jujur, kita dapat mengetahuinya.


Asumsi Retorika nya, saat bicara sadar harus mempertimbangkan 2 hal :

  1. Pembicara harus mempertimbangkan audiens nya
  2. Pembicara harus menampilkan bukti/argumen 


Perangkat/alat Retorika (Persuasi) :

1. Inartistic : Bukti-bukti eksternal (pengakuan, saksi, dokumen)

2. Artistik: Bukti-bukti internal, dilakukan oleh pembicara yaitu :


a. Logos (Logic, Reason, Facts) 

Argumen yang didasarkan kepada fakta, bukti dan kemasukakalan. Sebutkan faktanya dan susun argumentasinya.


b. Ethos (Credibility, Trust, Authority)

Ethos adalah argumen yang didasarkan kepada karakter.

Menggunakan etos berarti menarik rasa etis audiens. Penulis atau pembicara menampilkan dirinya kepada audiens sebagai orang yang kredibel, dapat dipercaya, jujur, dan bermoral.

Misalnya: "Saya sudah mengajar selama 20 tahun..."


Tiga Kualitas Pembangun Kredibilitas :

  • Kecerdasan : Kualitas kecerdasan lebih berkaitan dengan kebijaksanaan praktis (phronesis) dan nilai-nilai bersama. Pendengar menilai kecerdasan saling melengkapi di antara keyakinan mereka dan ide pembicara. Kecerdasan yang meningkatkan kredibilitas yaitu orang lain melihat apa yang kita bicarakan sesuai dengan yang kita lakukan.
  • Karakter Mulia/Citra baik : Karakter berkaitan dengan penggambaran pembicara sebagai orang yang baik dan jujur.
  • Niat Baik : Kepedulian dan persahabatan dari pembicara kepada audiens


c. Pathos (Emotions, Beliefs, Common experience/pengalaman diri)

• Pathos: Argumen yang didasarkan kepada rasa/emosi. 

• Kemampuan untuk memainkan emosi audiens (senang ataupun sedihnya).

• Menggunakan pathos berarti menarik emosi dan perasaan audiens.

• Misalnya: Bagikan kisah berkesan yang membuat orang peduli / Gunakan humor untuk membuat mereka merasa antusias.


Mengenal Karakter Audiens ?!

Tipe Karakter Anak Muda :

  • Hasrat kuat namun tidak stabil
  • Mudah Percaya, mudah dibohongi
  • Kurang Panjang pikir
  • Sering berlebihan
  • Mudah kehilangan kontrol diri
  • Mencintai teman
  • Emosional
  • Merasa tahu segalanya
  • Ingin superior
  • Royal
  • Penuh harapan
  • Lebih berani dan positif berpikir

Tipe Karakter Orang Tua :

  • Peragu dan setengah hati
  • Sinis
  • Pelit
  • Tidak mudah percaya, suka curiga
  • Selalu kuatir bahaya
  • Terlalu mencintai diri
  • Lemah harapan
  • Membanggakan masa lalu
  • Biasanya mampu mengendalikan diri

Tipe Karakter Usia Prima (Produktif) :

  • Percaya diri, tetapi tidak berlebihan
  • Hati-hati, tidak asal curiga atau asal percaya
  • Seimbang antara ketakutan dan harapan
  • Lebih tenang dan berani
  • Kondisi tubuh prima


Audiens dengan Nasib Baik Bawaan :

Keturunan :

  • Lebih ambisius
  • Memandang rendah orang lain

Kekayaan :

  • Suka meremehkan dan sombong
  • Merasa memiliki semua hal baik
  • Mengukur segalnya dengan kekayaan
  • Suka pamer

Kekuasaan :

  • Ingin melakukan hal besar
  • Merasa terhormat dan bertanggungjawab (bisa jadi arogan)



"Golden Mean" 

Apakah etis untuk mengubah pesan agar lebih dapat diterima untuk audiens tertentu ?! 

Jawabannya : (Golden Mean), Kebaikan adalah moderasi, yaitu sebagai jalan tengah dari dua ekstrem.


Dua Ekstrem :

  1. Memberitahu orang hanya apa yang ingin mereka dengar, menjadi kaki tangan orang banyak, atau tidak menyatakan apa yang sebenarnya.
  2. Mengabaikan audiens, tidak mengindahkan keyakinan dan perasaan mereka.

Jalan Tengah : Penyampaian kebenaran tetapi dengan menawan, dengan ketegasan yang lembut, dan  adaptasi yang sesuai.




Public Speaking 

Jenis Pidato Publik :

  • Political speech (Pidato Politik)
  • Forensic speech (Pidato Ruang Pengadilan)
  • Epideictic speech (Pidato Seremonial)


Audiens Public Speaking

  • Anggota Dewan
  • Para Juri
  • Penonton / Publik


Kategories Public Speaking

  • Himbauan dan Penolakan
  • Penerimaan dan Penolakan
  • Pujian dan Celaan


Times Public Speaking

  • Masa Depan
  • Masa Lalu
  • Masa Kini


Tujuan Public Speaking

  • Berguna atau Tidak berguna
  • Adil dan Tidak Adil
  • Terhormat dan Tercela


Gaya Bahasa dalam Penyampaian :

  • Jelas 
  • tepat
  • Variatif
  • Alami, tidak dibuat-buat
  • Kata-kata yang familiar dengan keseharian
  • Metafora yang sesuai


Mati Gaya/Gaya Bahasa yang Keliru :

  • Penyalahgunaan kata majemuk, misalnya: "surga dengan banyak rupa", "bumi dengan gunung-gunung tinggi", dll. Terasa lebih seperti puisi.
  • Penggunaan kata-kata asing
  • Penggunaan epitet/mengadili yang tidak pada tempatnya dan terlalu sering
  • Metafora yang tidak sesuai




Keprotokoleran

Pembahasan Materi Protokol :

  • Pengertian, ruang lingkup tugas Protokol
  • Protokol acara resmi, semi resmi dan tidak resmi
  • Pemecahan masalah dalam tugas protokoler
  • Teknik menyusun, mengonsep dalam menyelenggarakan acara
  • Tata tempat, tata penghormatan, dan tata upacara


Definisi Keprotokoleran 

  • Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang mengatur aturan dalam acara resmi atau kenegaraan. Aturan-aturan tersebut meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan. 
  • Keprotokolan bertujuan untuk menghormati seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam masyarakat, pemerintahan, atau negara. 
  • Dalam keprotokolan, diatur penempatan pejabat negara, pejabat pemerintah, perwakilan negara asing, dan/atau organisasi internasional, serta tokoh masyarakat tertentu. 
  • Definisi tersebut mempunyai arti bahwa protokol mempunyai peran yang strategis dalam mengatur (mengelola) suatu kegiatan agar dapat berjalan dengan baik, teratur dan lancar. 


Keprotokolan diatur berdasarkan asas-asas, seperti:

  • Kebangsaan
  • Ketertiban dan kepastian hukum
  • Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan
  • Timbal balik 


Protokol sebagai perekat untuk mengatur hubungan pimpinan/organisasi dengan pimpinan/organisasi lainnya atau dengan masyarakat, harus mampu menjabarkan dan menjembatani keinginan berbagai pihak tersebut untuk mencapai suatu tujuan bersama guna terselenggaranya acara dengan baik, lancar dan khidmat. Dalam penyiapan berbagai pelaksanaan kegiatan tersebut, diperlukan kemampuan memahami aturan-aturan keprotokolan dan juga dituntut untuk mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan (Planning), mengorganisir (organizing), mengarahkan (actuating), pengawasan (contolling) dan evaluasi kegiatan (evaluating). 


Berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut, maka petugas protokol dituntut memiliki kompetensi dan kapabilitas yang memadai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah pengetahuan dan kemampuan petugas protokol mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam keprotokolan dan kebiasaan-kebiasaan yang dapat diterima secara umum.


Semoga Bermanfaat,

Ns. Dwi Andika Fahri


____________________________________


"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam" - Prophet Muhammad ï·º 

 

"Diam adalah hikmah (kebijaksanaan), dan sedikit yang melakukannya". - Prophet Muhammad ï·º   


Diam bukan berarti lemah, tetapi dalam kondisi tertentu, diam adalah tanda kebijaksanaan, tanda kecerdasan. Namun, ada juga kondisi di mana kita tidak boleh diam, seperti ketika melihat kerusakan atau ketidakadilan. Dalam hal ini, kita harus menegakkan kebenaran dengan cara yang baik dan bijaksana.

Kapan Kita Harus Bicara?

Meski diam itu bijaksana, ada waktu di mana kita harus berbicara, seperti:
  • Ketika melihat kerusakan atau ketidakadilan.
  • Untuk menyampaikan kebaikan dan nasihat.
  • Untuk membela kebenaran dengan cara yang baik dan sopan. 

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama